Sengaja aku kini
menghampirimu
Hanya sekedar
menuntaskan inginku memandangi wajahmu
Y,hanya itu………..
Tak perlu kau tau
aku datang menghampirimu
Cukup bagiku melihat
senyumanmu
Ah tapi apa
pantas aku memandangi wajahmu?
Meskipun hanya
memandang.....aku merasa terlalu rendah untuk itu.
Ku langkahkan
kaki menyusuri lekuk tubuh jalan Diponegoro,memutar ingatan dimana 1 tahun lalu
disini di jalan ini di sudut sana dekat mang baso aku menyatakan semua
perasasaanku. Masih ku ingat rona wajahmu yang memerah,tersipu malu ketika aku
setengah berbisik berujar “Love u Sinta“ dan kau hanya membalas dengan anggukan
diiringi senyuman yang tersungging tanpa ada kata yang terucap dari bibir
tipismu.
Saat it aku pun
tak mampu menguntai kata hanya tersenyum semua kata seolah terkunci rapat
diujung lidah. Ah semua begitu indah dulu,tapi sekarang?
“sudahlah Di,
lupain aku,aku ga pantas buat kamu. Kamu bisa dapatkan yang lebih baik dari
aku,lebih dalam berbagai hal.maaf kalau aku menyakitimu“
“tapi Sin apa ini
ga terlalu cepat?“
“ga,nie yang
terbaik buat kita,aku ga bisa lagi,aku ga sanggup lagi,biarlah kita sama-sama
terluka sekarang Di,suatu saat nanti semoga kamu mendapatkan yang lbih baik
dari aku. Aku yakin kamu pasti bisa ngerti“
“Sin aku masih
sanggup menjalani ni semua,asalkan kamu disampingku. Biarlah orang mau berkata
apa,aku mencintaimu Sin.“
Tak ada lagi kata
yang dia ucapkan,melangkah pergi menjauh meninggalkanku sendiri disni ditempat
ini.
Sinta sosok sempurna
dalam hidupku,dia mampu merubah api menjadi air,air menjadi butiran Kristal.
Dia yang mampu membuat tersenyum disaat tetesan airmata menjadi teman untukku.
Dia yang mampu membuatku kembali berdiri disaat aku terjatuh. Dia segalanya
bagiku. Dia bagaikan mentari yang menyambutku di ujung malam,dan bintang bagiku
yang menghias setiap jengkal dinding-dinding langit hati.
“aku akan selalu
merindukanmu,malaikatku” itulah isi sms
terakhir yang aku kirimkan sebulan yang lalu.
Tak kuasa ku menahan
butiran air mata yang mengalir disela-sela pipiku. Semuanya yang dulu indah
kini gelap bagiku.
**********************************************************************************
“Mama ga setuju ma
hubungan kita DI. Mama menganggap kamu ga pantas buat aku.”
“sudahlah yang penting
kamu sayangkan ma Ardi?”
Tersenyum dia menatapku,memeluk
dan mengecup keningku
“I love you sayang”
“I love you too babz”
Air mata it perlahan
berganti tawa riang.
“jalan yuk Babz?”
“kemana sayang?”
“kemana aja, yang
penting kita jalan berdua”
“nonton aja
yuk?gimana?”
“ayo,mau nonton apa?”
“apa aja yang penting
bareng ma Ardiku Sayang”senyuman itu membalut semua luka dalam hatiku.
Ya Rabb cinta ini terlalu indah bagiku.
“Ardi mama tadi nelpon
lagi”
“Terus kenapa?wajar
kan kalau mama nelpon?emang ada apa lagi,di telepon sama orang tua kok kayak
yang ga nyaman gitu?”
“Mama nanyain lagi
tentang hubungan kita,nanya udah putus atau belum sama Ardi”
“Oh pantesan”
Entah untuk yang
keberapa kalinya orangtua Sinta meminta SInta untuk memutuskanku.
“ Y sudahlah babz
kalau emang babz dah ga sanggup lagi biar Ardi ngalah,Ardi putusin Sinta,Ardi
bebasin Sinta dari semua ikatan yang selama ini kita pegang. Ardi ikhlas asal
kamu bisa bahagia dan Ardi harap kamu bahagia tanpa Ardi”
Butiran bening airmata
mengalir di kedua pipiku tak kuasa ku menahan sakit dalam hati. Mengakhiri
cinta yang selama ini menghangatkan setiap jengkal hatiku,memberikan kesejukan
di sela hembusan nafas,dan memberikan keindahan disetiap waktu yang berputar.
Aku pergi bukan karena
inginku
Aku pergi bukan karena
aku membencimu
Aku pergi bukan karena
aku tak mencintaimu lagi
Aku pergi karena aku
mencintaimu
Aku pergi karena
hatiku
Aku pergi karena aku
ingin melihatmu tersenyum
Aku pergi karena aku
menyayangimu sepenuh hatiku
Sama hal nya ketika
aku datang dan membisikkan kata cinta untukmu
Aku akan selalu
mencintaimu
Selalu dengan hatiku
Selalu dengan
perasaanku yang tak pernah berubah sampai detik ini
Selalu menyayangimu dengan seluruh hati dan jiwaku………………………………
“Ardi lagi apa?”
Suara yang tak asing
bagiku,yang selalu aku rindukan,yang selama beberapa waktu menemani setiap
hembusan nafasku.
“Sinta?”setengah kaget
dan tak percaya,Sinta sosok yang ku rindukan kini tepat berada didepanku.
“apa kabar Di?oh Y
kenalin ini Rangga”
“kabar baik. Oh hai
Ardi”kujabat tangan laki-laki yang bersama Sinta
“Oh ya babz kita makan
disini y?boleh y Di kita bareng kamu?ga ganggu kan?”
Babz?Y Rabb begitu
sakit kurasa hati ini seolah ribuan pedang tajam terhunus dan tertancap dalam
hati. Ingin aku berlari dan berteriak sekencang-kencangnya menumpahkan semua
rasa ini.
“oh maaf aku udah
selesai makannya aku mau pulang aja,sorry ga bisa temenin. Have fun and see
you”
“y ko gitu Di?”
Ku langkahkan kaki tak
tentu arah,yang terpenting bagiku adalah pergi menjauh dari Sinta. Aku ingin
pergi sejauh mungkin,sejauh yang kubisa.
Cinta itu dulu indah
Namun keindahan itu
yang membunuhku
Menghempaskan tubuhku
ke dalam jurang
Membuang tubuhku
kedasar laut terdalam
Tak ada lagi keindahan
cinta yang dulu menghiasi setiap waktu yang berputar
Yang ada hanyalah
kepedihan jiwa
Aku……….
Berdiri di ujung senja
menatap jauh hamparan bumi
Berharap Titah terbaik
Tuhan Pada Para Malaikat-Nya
Aku…………
Kini dengan hatiku
menapaki detik demi detik waktu yang berputar
Sendiri………..
Tanpa ada cinta, tanpa
ada kasih sayang, tanpa ada hati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar