Minggu, 29 Januari 2012

Cinta ( antara tawa dan tangis )


Sengaja aku kini menghampirimu
Hanya sekedar menuntaskan inginku memandangi wajahmu
Y,hanya itu………..
Tak perlu kau tau aku datang menghampirimu
Cukup bagiku melihat senyumanmu

Ah tapi apa pantas aku memandangi wajahmu?
Meskipun hanya memandang.....aku merasa terlalu rendah untuk itu.

Ku langkahkan kaki menyusuri lekuk tubuh jalan Diponegoro,memutar ingatan dimana 1 tahun lalu disini di jalan ini di sudut sana dekat mang baso aku menyatakan semua perasasaanku. Masih ku ingat rona wajahmu yang memerah,tersipu malu ketika aku setengah berbisik berujar “Love u Sinta“ dan kau hanya membalas dengan anggukan diiringi senyuman yang tersungging tanpa ada kata yang terucap dari bibir tipismu.
Saat it aku pun tak mampu menguntai kata hanya tersenyum semua kata seolah terkunci rapat diujung lidah. Ah semua begitu indah dulu,tapi sekarang?
“sudahlah Di, lupain aku,aku ga pantas buat kamu. Kamu bisa dapatkan yang lebih baik dari aku,lebih dalam berbagai hal.maaf kalau aku menyakitimu“
“tapi Sin apa ini ga terlalu cepat?“
“ga,nie yang terbaik buat kita,aku ga bisa lagi,aku ga sanggup lagi,biarlah kita sama-sama terluka sekarang Di,suatu saat nanti semoga kamu mendapatkan yang lbih baik dari aku. Aku yakin kamu pasti bisa ngerti“
“Sin aku masih sanggup menjalani ni semua,asalkan kamu disampingku. Biarlah orang mau berkata apa,aku mencintaimu Sin.“
Tak ada lagi kata yang dia ucapkan,melangkah pergi menjauh meninggalkanku sendiri disni ditempat ini.

Sinta sosok sempurna dalam hidupku,dia mampu merubah api menjadi air,air menjadi butiran Kristal. Dia yang mampu membuat tersenyum disaat tetesan airmata menjadi teman untukku. Dia yang mampu membuatku kembali berdiri disaat aku terjatuh. Dia segalanya bagiku. Dia bagaikan mentari yang menyambutku di ujung malam,dan bintang bagiku yang menghias setiap jengkal dinding-dinding langit hati.
“aku akan selalu merindukanmu,malaikatku” itulah isi  sms terakhir yang aku kirimkan sebulan yang lalu.
Tak kuasa ku menahan butiran air mata yang mengalir disela-sela pipiku. Semuanya yang dulu indah kini gelap bagiku.
 **********************************************************************************
“Mama ga setuju ma hubungan kita DI. Mama menganggap kamu ga pantas buat aku.”
“sudahlah yang penting kamu sayangkan ma Ardi?”
Tersenyum dia menatapku,memeluk dan mengecup keningku
“I love you sayang”
“I love you too babz”
Air mata it perlahan berganti tawa riang.
“jalan yuk Babz?”
“kemana sayang?”
“kemana aja, yang penting kita jalan berdua”
“nonton aja yuk?gimana?”
“ayo,mau nonton apa?”
“apa aja yang penting bareng ma Ardiku Sayang”senyuman itu membalut semua luka dalam hatiku.
Ya Rabb cinta ini terlalu indah bagiku.
“Ardi mama tadi nelpon lagi”
“Terus kenapa?wajar kan kalau mama nelpon?emang ada apa lagi,di telepon sama orang tua kok kayak yang ga nyaman gitu?”
“Mama nanyain lagi tentang hubungan kita,nanya udah putus atau belum sama Ardi”
“Oh pantesan”
Entah untuk yang keberapa kalinya orangtua Sinta meminta SInta untuk memutuskanku.
“ Y sudahlah babz kalau emang babz dah ga sanggup lagi biar Ardi ngalah,Ardi putusin Sinta,Ardi bebasin Sinta dari semua ikatan yang selama ini kita pegang. Ardi ikhlas asal kamu bisa bahagia dan Ardi harap kamu bahagia tanpa Ardi”
Butiran bening airmata mengalir di kedua pipiku tak kuasa ku menahan sakit dalam hati. Mengakhiri cinta yang selama ini menghangatkan setiap jengkal hatiku,memberikan kesejukan di sela hembusan nafas,dan memberikan keindahan disetiap waktu yang berputar.
Aku pergi bukan karena inginku
Aku pergi bukan karena aku membencimu
Aku pergi bukan karena aku tak mencintaimu lagi
Aku pergi karena aku mencintaimu
Aku pergi karena hatiku
Aku pergi karena aku ingin melihatmu tersenyum
Aku pergi karena aku menyayangimu sepenuh hatiku
Sama hal nya ketika aku datang dan membisikkan kata cinta untukmu
Aku akan selalu mencintaimu
Selalu dengan hatiku
Selalu dengan perasaanku yang tak pernah berubah sampai detik ini
Selalu menyayangimu dengan seluruh hati dan jiwaku………………………………
“Ardi lagi apa?”
Suara yang tak asing bagiku,yang selalu aku rindukan,yang selama beberapa waktu menemani setiap hembusan nafasku.
“Sinta?”setengah kaget dan tak percaya,Sinta sosok yang ku rindukan kini tepat berada didepanku.
“apa kabar Di?oh Y kenalin ini Rangga”
“kabar baik. Oh hai Ardi”kujabat tangan laki-laki yang bersama Sinta
“Oh ya babz kita makan disini y?boleh y Di kita bareng kamu?ga ganggu kan?”
Babz?Y Rabb begitu sakit kurasa hati ini seolah ribuan pedang tajam terhunus dan tertancap dalam hati. Ingin aku berlari dan berteriak sekencang-kencangnya menumpahkan semua rasa ini.
“oh maaf aku udah selesai makannya aku mau pulang aja,sorry ga bisa temenin. Have fun and see you”
“y ko gitu Di?”
Ku langkahkan kaki tak tentu arah,yang terpenting bagiku adalah pergi menjauh dari Sinta. Aku ingin pergi sejauh mungkin,sejauh yang kubisa.

Cinta itu dulu indah
Namun keindahan itu yang membunuhku
Menghempaskan tubuhku ke dalam jurang
Membuang tubuhku kedasar laut terdalam

Tak ada lagi keindahan cinta yang dulu menghiasi setiap waktu yang berputar
Yang ada hanyalah kepedihan jiwa

Aku……….
Berdiri di ujung senja menatap jauh hamparan bumi
Berharap Titah terbaik Tuhan Pada Para Malaikat-Nya

Aku…………
Kini dengan hatiku menapaki detik demi detik waktu yang berputar
Sendiri………..
Tanpa ada cinta, tanpa ada kasih sayang, tanpa ada hati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar